Kumpulan Artikel Motivasi dan Inspirasi, Cerita Bijak, Cerita Unik, Renungan, Kisah Teladan, Kisah Sukses yang memberi manfaat

  • Sekilas Kata Bijak Cinta

    "HAL YANG MENYEDIHKAN HIDUP ADALAH KETIKA KAMU BERTEMU SESEORANG YANG SANGAT BERARTI BAGIMU. HANYA UNTUK MENEMUKAN BAHWA PADA AKHIRNYA MENJADI TIDAK BERARTI DAN KAMU HARUS MEMBIARKANNYA PERGI" ...

    read-more
  • Sekilas Kata Bijak Cinta

    "JANGAN SIMPAN KATA-KATA CINTA PADA ORANG YANG TERSAYANG SEHINGGA DIA MENINGGAL DUNIA, LANTARAN AKHIRNYA KAMU TERPAKSA CATATKAN KATA-KATA CINTA ITU PADA BATU NISANNYA. SEBALIKNYA UCAPKANLAH KATA-KATA CINTA ITU YANG TERSIMPAN DIBENAKMU ITU SEKARANG, SELAGI ADA HAYATNYA" ...

    read-more
  • Sekilas Kata Bijak Cinta

    "KADANGKALA KAMU TIDAK MENGHARGAI ORANG YANG MENCINTAI KAMU SEPENUH HATI, SEHINGGALAH KAMU KEHILANGAN. PADA SAAT ITU, TIADA GUNA SESALAN KARENA PERGINYA TANPA BERPATAH LAGI" ...

    read-more
  • Sekilas Kata Bijak Cinta

    "CINTA DATANG KEPADA ORANG YANG MASIH MEMPUNYAI HARAPAN, WALAUPUN MEREKA TELAH DIKECEWAKAN. KEPADA MEREKA YANG MASIH PERCAYA, WALAUPUN MEREKA TELAH DIKHIANATI. KEPADA MEREKA YANG MASIH INGIN MENCINTAI, WALAUPUN MEREKA TELAH DISAKITI SEBELUMNYA DAN KEPADA MEREKA YANG MEMPUNYAI KEBERANIAN DAN KEYAKINAN UNTUK MEMBANGUNKAN KEMBALI KEPERCYAAN" ...

    read-more
Previous Next

Archive for April 2011

Seberapa luas dunia yang anda ciptakan? Banyak orang hanya memiliki dunia hanya seluas meja tulisnya. Atau sepetak ruang kerjanya. Atau mungkin sebesar ruang kantornya saja. Pandanglah keluar. Tebarkan pandangan anda. Carilah ujung cakrawala. Nikmatilah cahaya matahari sore menemani perjalanan pulang anda ke rumah.

Dunia anda jauh lebih luas dari yang anda sangka. Ruang yang tersedia bukan hanya antara rumah dan ruang kerja anda. Anda dianugerahi lautan, pegunungan, hutan, mata air dan berbagai keindahan alam lainnya. Sadarilah bahwa semua ini tak kalah berharganya. Karena itu, jangan sia-siakan waktu anda untuk tidak melebur dengan keindahan yang tiada tara. Jangan ragu untuk meninggalkan pekerjaan anda. Esok masih ada. kecuali anda mau menyesal karena di saat pandangan anda telah lamur, anda baru tersadar akan keelokan alam ini.

Pekerjaan anda bisa menunggu. Namun umur anda takkan kembali. Waktu adalah anak panah yang melesat kencang. Anda tak mungkin mampu menghentikan atau melambatkannya. Selama waktu masih tersisa , tak perlu ragu untuk menikmati kehadiran anda di bumi ini.

Ketika anda menyadari betapa berharganya itu semua, anda pun menyadari betapa berharganya anda yang mungil ini di alam semesta yang maha luas ini. kehadiran anda bagian dari alam ini. Hiduplah penuh keseimbangan.

Read More

Bagaimana bila ada seseorang sedemikian ngotot menghalangi anda mencapai sukses? Bagaimana bila orang itu juga yang selalu merintangi anda di setiap usaha? Bagaimana perasaan anda terhadap orang itu? Bagaimana kalau orang itu muncul sambil membawa segudang alasan untuk menghalangi anda bertindak?.

Bagaimana kalau orang itu adalah anda sendiri? Boleh jadi. Ada kemungkinan, diri sendiri adalah musuh terbesar anda dalam menghalangi sukses dan kegemilangan.

Pernahkah anda memergoki diri anda sendiri berkata "Aku tidak mungkin melakukan itu"...? Tidakkah suara kecil itu juga yang selalu merintangi tujuan anda, dan membawa berjubel-jubel alasan bahwa ini-itu adalah mustahil?.

Keterbatasan yang anda miliki memang meminta anda untuk membatasi diri. Tetapi keputusan tetap di tangan anda. Suara kecil itu silahkan bicara apa saja.

Relakah anda di penjara oleh keterbatasan? Tentu tidak. Bayangkan apa yang dapat anda capai bila anda seratus persen mendukung diri anda sendiri.

Nah silahkan berhenti berkhayal, dan mulai kehidupan.

Read More

Ketika anda memandang suatu persoalan, tanggalkan prasangka-prasangka. Prasangka itu bagaikan sepatu yang nyaman dipakai namun tak dapat digunakan untuk berjalan. Ia memberikan jawaban sebelum anda mengetahui pertanyaannya. Dan, seburuk-buruknya jawaban adalah bila anda tak paham akan masalahnya.

Biarkan fakta yang tampak di hadapan anda terima apa adanya. Jangan biarkan prasangka menyeret anda ke ujung jalan yang lain. Mungkin anda merasa aman dengan prasangka anda, namun sebenarnya ia berbahaya di waktu yang panjang.

Bila anda telah mampu melepaskan prasangka, anda menemukan pandangan yang lebih jernih keberanian untuk mengatasi masalah dan jalan yang lebih besar.
 
Bila anda mengenakan kacamata, maka yang melihat tetaplah mata anda. Bukan kaca mata anda. Dan keadaan yang sebenarnya terjadi adalah apa yang berada di balik kacamata. Bukan terpantul pada cermin kacamata anda. Demikian pula halnya dengan diri anda, yang sesungguhnya yang melihat adalah hati anda melalui mata anda.

Prasangka itu adalah debu-debu pikiran yang mengaburkan pandangan hati sehingga anda tak mampu melihat dengan baik. Usaplah prasangka sebagaimana anda menyingkirkan debu dari kacamata karena keinginan anda untuk melihat lebih jelas dan jernih lagi.

Read More

Suatu ketika, ada seorang anak yang sedang mengikuti sebuah lomba mobil balap mainan. Suasana sungguh meriah siang itu, sebab, ini adalah babak final. hanya tersisa 4 orang sekarang dan mereka memamerkan setiap mobil mainan yang mereka miliki. Semuanya buatan sendiri, sebab, memang begitulah peraturannya.

Ada seorang anak bernama Mark. Mobilnya tak istimewa, namun ia termasuk dalam 4 anak yang masuk final. Dibanding semua lawannya, mobil Mark lah yang paling tak sempurna. Beberapa anak menayngsikan kekuatan mobil itu untuk berpacu melawan mobil lainnya.

Yah, memang, mobil itu tak begitu menarik. Dengan kayu yang sederhana dan sedikit lampu kedi diatasnya, tentu tak sebanding dengan hiasan mewah yang dimiliki mobil mainan lainnya. Namun, Mark bangga dengan itu semua, sebab, mobil itu buatan tangannya sendiri.

Tibalah saat yang dinantikan. Final kejuaraan mobil balap mainan. Setap anak mulai bersiap digaris start, untuk mendorong mobil mereka kencang-kencang. Di setiap jalur lintasan, telah siap 4 mobil, dengan 4 "pembalap" kecilnya. Lintasan itu berbentuk lingkaran dengan 4 jalur terpisah diantaranya.

 Namun, sesaat kemudian, Mark meminta waktu sebentar sebelum lomba dimulai. Ia tampak berkomat kamit seperti sedang berdoa. Matanya terpejam, dengan tangan yang bertangkup memanjatkan doa. Lalu, semenit kemudian, ia berkata "Ya, aku siap".

Dor. Tanda telah dimulai. Dengan satu hentakan kuat, mereka mulai mendorong mobilnya kuat-kuat. Semua mobil itu pun meluncur dengan cepat. Setiap orang bersorak-sorai, bersemangat, menjagokan mobilnya masing-masing. "Ayo...ayo...cepat..cepat, maju...maju", begitu teriak mereka. Ahha sang pemenang harus ditentukan, tali lintasan finis pun telah terlambai. Dan. Mark lah pemenangnya. Ya, semuanya senang, begitu juga Mark. Ia berucap, dan berkomat-kamit lagi dalam hati. "Terima kasih".

Saatnya pembagian piala tiba. Mark maju kedepan dengan bagga. Sebelum piala itu diserahkan, ketua panitia bertanya. "Hai, jagoan, kamu pasti tadi berdoa kepada tuhan agar kamu menang, bukan?". Mark terdiam. "Bukan, Pak, bukan itu yang aku panjatkan" kata Mark.

Ia lalu melanjutkan, "Sepertinya, tak adil untuk meminta pada Tuhan untuk menolongmu mengalahkan orang lain. "Aku, hanya bermohon pada Tuhan, supaya aku tak menangis, jika aku kalah." Semua hadirin terdiam mendengar itu. Setelah beberapa saat, terdengarlah gemuruh tepuk-tangan yang memenuhi ruangan.

                                                              Kita Renungkan Yukk:

Anak-anak tampak lebih punya kebijaksanaan dibanding kita semua. Mark, tidaklah bermohon pada Tuhan  untuk menang dalam setiap ujian. Mark, tak memohon tuhan meluluskan dan mengatur setiap hasil yang ingin diraihnya. Anak itu juga tak meminta Tuhan mengabulkan semua harapannya. Ia tak berdoa untuk menang, dan menyakiti yang lainnya. Namun, Mark bermohon pada Tuhan, agar diberikan kekuatan saat menghadapi itu semua. Ia berdoa agar diberikan kemuliaan, dan mau menyadari kekurangan degan rasa bangga.

Mungkin, telah banyak waktu yang kita lakukan untuk berdoa pada Tuhan untuk mengabulakan setipa permintaan kita. Terlalu sering juga kita meminta Tuhan untuk menjadikan kita nomor satu, menjadi yang terbaik, menjadi pemenang dalam setiap ujian. Terlalu sering kita berdoa kepada Tuhan, untuk menghalau setiap halangan dan cobaan yang ada di depan kita. Padahal bukankah yang kita butuh bimbingan-Nya, tuntunan-Nya, dan panduan-Nya?.

Kita, sering terlalu lemah untuk percaya bahwa kita kuat. Kita sering lupa, dan sering merasa cengeng dengan kehidupan ini. Tak adakah semangat perjuangan yang mau kita lalui? Saya yakin, Tuhan memberikan kita ujian yang berat, bukan untuk membuat kita lemah, cengeng dan mudah menyerah. Sesungguhnya, Tuhan sedang menguji setiap hamba-Nya yang shaleh. (adapted from irfan-seeds)

Read More

Bagaimana seseorang tahan berjam-jam bekerja seolah tak mengenal lelah? Apa pula rahasia pekerja lepas pantai yang meninggalkan anak istri bertarung dengan badai dan angin?.

Bagaimana juga dengan petani, nelayan, kuli, supir angkutan, pekerja berat dan tahan membanting tulang di tengah terik panas atau dingin malam?. Kekuatan apa yang mendorong mereka begitu kuat secara fisik dan tangguh secara mental?. Sedangkan di sudut sempit yang lain, banyak orang mengeluh karena persoalan yang tak lebih besar dari ujung kuku.

kekuatan itu bernama cinta. Cinta yang melahirkan harapan dan pengabdian bagi kepada siapakah mereka mempersembahkan hasil kerja mereka, kepada keluarga nun jauh di sana, kepada masyarakat banyak yang membutuhkan karya mereka, kepada alam yang mengasuh mereka, kepada masa depan kehidupan yang sejahtera, atau kepada hati tempat cinta itu mengalir.

Bila anda berkeluh kesah hanya karena harus memperpanjang waktu kerja anda seberapa jam saja maka kenanglah punggung bungkuk seorang kakek yang menarik sampah kota ini. Beliau sesuatu yang ia cintai, yang kepadanya ia ulurkan kerja. Kepada beliau kita belajar tentang pengabdian atas nama cinta

Read More

Suatu hari seorang dosen sedang memberi kuliah tentang manajemen waktu pada para mahasiswa MBA. Dengan penuh semangat ia berdiri depan kelas dan berkata, Okay, sekarang waktunya untuk Quiz." Kemudian ia mengeluarkan sebuah ember kosong dan meletakkannya de meja. Kemudian ia mengisi ember tersebut dengan batu sebesar sekepalan tangan. Ia mengisi terus hingga tidak ada lagi batu yang cukup untuk dimasukkan ke dalam ember. Ia bertanya pada kelas, "Menurut kalian, apakah ember ini telah penuh?"

Semua mahasiswa serentak berkata "Ya!"

Dosen bertanya kembali, "Sungguhkah demikian?". kemudian dari dalam meja ia mengeluarkan sekantung kerikil kecil. Ia menuangkan kerikil itu kedalam ember lalu mengocok-ngocok ember itu sehingga kerikil-kerikil itu turun kebawah mengisi celah-celah kosong di antara batu-batu. Kemuidaian, sekali lagi ia bertanya pada kelas, "Nah, apakah sekarang ember ini sudah penuh?"

Kali ini para mahasiswa terdiam. Seseorang menjawab, "Mungkin tidak."

"Bagus sekali," sahut dosen. Kemudian ia mengeluarkan sekantung pasir dan menuangkannya ke dalam ember. Pasir itu berjatuhan mengisi celah-celah kosong antara batu dan kerikil. Sekali lagi, ia bertanya pada kelas, "Baiklah, apakah sekarang ember ini sudah penuh?"

"Belum sahut seluruh kelas.

"Sekali lagi ia berkata, "Bagus, bagus sekali." kemudian ia meraih sebotol air dan mulai menuangkan airnya ke dalam ember sampai ke bibir ember. Lalu ia menoleh ke kelas dan bertanya, "Tahukah kalian apa maksut ilustrasi ini?"

Seorang mahasiswa dengan semangat mengacungkan jari dan berkata, "maksutnya adalah, tak peduli seberapa padat jadwal kita, bila kita mau berusaha sekuat tenaga maka pasti kita bisa mengerjakannya."

"Oh, bukan, sahut dosen. "Bukan itu maksutnya. Kenyataan dari ilustrasi mengajarkan pada kita bahwa bila anda tidak memasukkan "batu besar" terlebih dahulu, maka anda tidak akan bisa memasukkan semuanya."

Apa yagn dimaksut dengan "batu besar" dalam hidup anda? Anak-anak anda. Pasangan anda. Pendidikan anda. Hal-hal yang penting dalam hidup anda. Mengajarkan sesuatu pada orang lain. melakukan pekerjaan yang kau cintai. Waktu untuk diri sendiri. Kesehatan anda. Teman anda. atau semua orang yang berharga.

Ingatlah untuk selalu memasukkan "batu besar" pertama kali atau anda akan kehilangan semuanya. Bila anda mengisinya dengan hal-hal kecil (semacam kerikir dan pasir) maka hidup anda akan penuh dengan hal-hal kecil yang merisaukan dan ini semestinya tidak perlu. karena denga demikian anda tidak akan pernah memilki waktu yang sesungguhnya anda perlukan untuk hal-hal besar dan penting.

Oleh karena itu, setiap pagi atau malam, ketika akan merenungkan cerita pendek ini, tanyalah pada diri anda sendiri. "Apakah Batu Besar" dalam hidup saya?" Lalu kerjakan itu pertama kali."

Read More

Anda adalah sebuah perahu kokoh yang sanggup menahan beban, terbuat dari kayu terbaik, dengan layar gagah menantang angin. Kesejatian anda adalah berlayar mengarungi samudra, menembus badai dan menemukan pantai harapan.

Sehebat apapun perahu diciptakan, tak ada gunanya bila hanya tertambat di dermaga. Dan dermaga adalah masa lalu anda. Tali penambat itu adalah ketakutan dan penyesalan anda.

Jangan buang percuma seluruh daya kekuatan yang di anugrahkan pada anda. Jangan biarkan masa lalu menambat anda di situ. Lepaskan diri anda dari ketakutan dan penyesalan. Berlayarlah. Bekerjalah.

Yang memisahkan perahu dengan pantai harapan adalah topan badai, gelombang dan batu karang. Yang memisahkan anda dengan keberhasilan adalah masalah yang menantang.

Di situlah tanda kesejatian teruji. Hakikatnya perahu adalah berlayar menembus segala rintangan. hakikat diri anda adalah berkarya menemukan kebahagiaan.

Read More

Suatu ketika ada seorang anak lelaki yang berdifat pemarah. Untuk mengurangi kebiasaan marah sang anak, ayahnya memberikan sekantong paku dan mengatakan pada anak itu untuk memakukan sebuah paku di pagar belakang setiap kali dia marah.

Hari pertama anak itu telah memakukan 48 paku ke pagar setiap kali dia marah. Lalu secara bertahap jumlah itu berkurang. Dia mendapati bahwa ternyata lebih mudah menahan amarahnya dari pada memakukan paku ke pagar.

Akhirnya tibalah hari dimana anak tersebut merasa sama sekali bisa mengendalikan amarahnya dan tidak cepat kehilangan kesabarannya. Dia memberi tahukan hal ini kepada ayahnya, yang kemudian mengusulkan agar dia mencabut satu paku untuk setiap hari dimana dia tidak marah.

Hari-hari berlalu dan anak laki-laki itu akhirnya memberi tahu ayahnya bahwa semua paku telah tercabut olehnya. Lalu sang ayah menuntun anaknya ke pagar. "Hmm, kamu telah berhasil dengan baik anakku, tapi, lihatlah lubang-lubang di pagar ini. Pagar ini tidak akan pernah bisa sama seperti sebelumnya. "Ketika kamu mengatakan sesuatu dalam kemarahan. Kata-katamu meninggalkan bekas seperti lubang ini, di hati orang lain.

Kamu dapat menusukkan pisau pada seseorang, lalu mencabut pisau itu. Tetapi tidak peduli berapa kali kamu minta ma'af, luka itu akan tetap ada, dan luka karena kata-kata sama buruknya dengan luka fisik.."

Read More

Apa yang anda raih sekarang adalah hasil dari usaha-usaha kecil yang anda lakukan terus-menerus. Keberhasilan bukan sesuatu yang turun begitu saja. Bila anda yakin pada tujuan dan jalan anda, maka anda harus memiliki ketekunan untuk tetap berusaha, ketekunan adalah kemampuan anda untuk bertahan di tengah tekanan dan kesulitan.

Anda harus tetap mengambil langkah selanjutnya. jangan hanya berhenti di langkah pertama. Memang semakin jauh anda berjalan, semakin banyak rintangan yang menghadang. Bayangkan, andai saja kemarin anda berhenti, maka anda tidak berada disini sekarang. Setiap langkah menaikkan nilai diri anda. Apapun yang anda lakukan, jangan sampai kehilangan ketekunan anda. Karena ketekunan adalah daya tahan anda.

Pepatah mengatakan bahwa ribuan kilometer langkah di mulai denga satu langkah. Sebuah langkah besarsebenarnya terdiri dari banyak langkah-langkah kecil. Dan langkah pertama keberhasilan harus anda mulai dari rumah anda.

Rumah anda yang paling baik adalah hati anda. Itulah sebaik-baiknya tempat untuk memulai dan untuk kembali. karena itu mulailah kemajuan anda dengan memajukan hati anda, kemudian pikiran anda dan usaha-usaha anda. Ketekunan hadir bila apa yang anda lakukan benar-benar berasal dari hati anda.

Read More

Cobalah mengawali suatu hari anda dengan niat untuk memberi. Mulailah dengan sesuatu yang kecil yang tak terlalu berharga di mata anda. Mulailah dari uang receh. Kumpulkan beberapa receh yang mungkin tercecer di sana-sini, hanya untuk satu tujuan diberikan.

Apakan anda sedang berada di bis kota yang panas, lalu datang pengamen bernyanyi memekakkan telinga. Atau anda sedang berada dalam mobil ber-ac yang sejuk, lalu sepasang tangan kecil mengetuk meminta-minta. Tak peduli bagaimana pendapat anda tentang kemalasan, kemiskinan dan lain sebagainya. Tak pelu banyak pikir, segera berika satu dua keping pada mereka.

Barangkali ada rasa enggan dan kesal. Tekanlah perasaan itu seiring dengan pemberian anda. Bukankah, tak seorangpun memburukkan dirinya menjadi pengemis. Ingat, kali ini anda hanya sedang "berlatih" memberi, mengulurkan tangan denga jumlah yang tiada berarti?. Rasakan saja, kini suatu mengalir dari dalam diri melalui telapak tangan anda. Sesuatu itu bernama kasih sayang.

Memberi tanpa pertimbangan bagai menyingkitkan batu penghambat arus sungai. Arus sungai adalah rasa kasih dari dalam diri. Sedangkan batu adalah kepentingan yang berpusat pada diri sendiri. Sesungguhnya, buka receh atau berlian yang anda berikan. Kemurahan itu tidak terletak di tangan, melainkan di hati.

Read More

Seorang pria berhenti di toko bunga untuk memesan seikat karangan bunga yang akan dipaketkan pada sang ibu yang tinggal sejauh 250km darinya. Begitu keluar dari mobilnya, ia melihat seorang gadis kecil berdiri di trotoar jalan sambil menangis tersedu-sedu.

Pria itu menanyainya kenapa dan dijawab oleh gadis kecil, "Saya ingin membeli setangkai bunga mawar merah untuk ibu saya. Tapi saya cuma punya uang lima ratus saja, sedangkan harga bunga mawar itu seribu,"

Pria itu tersenyum dan berkata, "Ayo ikut, aku akan membelikanmu bunga yang kau mau." Kemudian ia membelikan gadis kecil itu stangkai mawar merah, sekaligus memesankan karangan bunga untuk dikirimkan ke ibunya.

Ketika selesai dan hendak pulang, ia menawarkan diri untuk mengantar gadis kecil itu pulang kerumah. Gadis kecil itu melonjak gembira, katanya "Ya tentu saja. Maukah anda mengantarkan ke tempat ibu saya?".

Kemudia mereka berdua menuju ketempat yang ditunjukkan gadis kecil itu, yaitu pemakaman umum, dimana lalu gadis kecil itu meletakkan bunga pada sebuah kuburan yang masih bawah.

Melihat hal ini, hati pria itu menjadi trenyuh dan teringat sesuatu. Bergegas, ia kembali menuju toko bunga tadi dan membatalkan kirimannya. Ia mengambil karangan bunga yang dipesannya dan mengendarai sendiri kendaraannya sejauh 250km menuju rumah ibunya.

Read More

Bila anda tak mencintai pekerjaan anda, maka cintailah orang-orang yang bekerja di sana. Rasakan kegembiraan dan peremanan itu. Dan, pekerjaanpun jadi menggembirakan. Bila anda tak bisa mencintai rekan-rekan kerja anda, maka cintailah suasana dan gedung-gedung kantor anda. Ini mendorong anda untuk bergairah berangkat kerja dan melakukan tugas-tugas dengan lebih baik lagi.

Bila toh anda juga tidak bisa melakukannya, cintai setiap pengalaman pulang pergi dari dan ketempat kerja anda. Perjalanan yang menyenangkan menjadikan tujuan tampak menyenangkan juga.

Namun, bila anda tak menemukan kesenangan di sana, maka cintai apapun yang bisa anda cintai dari kerja anda, tanaman penghias meja, cicak didinding, atau gumpalan awan dari balik jendela.

Apa saja. Bila anda tak menemukan yang bisa anda cintai dari pekerjaan anda, maka mengapa anda bisa berada di situ?. tak ada alasan bagi anda untuk tetap bertahan. Cepat pergi dan carilah dan carilah apa yang anda cintai, lalu bekerjalah disana.

Hidup hanya sekali. Tak ada yang lebih indah selain melakukan dengan rasa cinta yang tulus.

Read More

Suatu ketika, hiduplah seorang tua yang bijak. Pada suatu pagi, datanglah seorang anak mudaya yang sedang dirundung bannyak masalah. Langkah gontai dan air muka yang ruwet. Tamu itu, memang tampak seperti orang yang tak bahagi.

Tanpa membuang waktu, orang itu menceritakan semua masalahnya. Pak tua yang bijak, hanya mendengarkannya dengan seksama. Ia lalu mengambil segenggam garam, dan meminta tamunya untuk mengambil segelasa air. Ditaburkannya garam itu kedalam gelas, lalu di aduknya pelahan. "Coba minum ini, dan katakan bagaimana rasanya." Ujar pak tua itu.

"Pahit, pahit sekali", jawab sang tamu, sambil meludah kesamping.

Pak tua itu, sedikit tersenyum. Ia, lalu mengajak tamunya ini, untuk berjalan ketepi telaga di dalam hutan dekat tempat tinggalnya. Kedua orang itu berjalan berdampingan, dan akhirnya sampailah mereka ke tepi telaga yang tenang itu.

Pak tua, lalu kembali menaburkan segenggam garam, kedalam telaga itu. Dengan sepotong kayu, dibuatnya gelombang mengaduk-aduk dan terciptalah riak air, mengusik ketenangan telaga itu. "Coba, ambil air dari telaga ini, dan minumlah. Saat tamu itu selesai mereguk air itu, Pak tua berkat lagi, "Bagaimana rasanya?".

"Segar", sahut tamunya. "Apakah kamu merasakan garam di dalam air itu?", tanya Pak tua lagi, "Tidak", jawab si anak muda.

Dengan bijak, Pak tua itu menepuk punggung si anak muda. Lalu ia mengajaknya duduk berhadapan, bersimpun di samping telaga itu. "Anak muda, dengarlah. Pahitnya kehidupan adalah layaknya segenggam garam, tak lebih dan tak kurang. Jumlah dan rasa pahit itu adalah sama, dan memang akan tetap sama.

"Tapi, kepahitan yang kita rasakan, akan sangat tergantung dari wadah yang kita miliki. Kepahitan itu, akan dirasakan dari perasaan tempat kita meletakkan segalanya. Itu semua akan tergantung pada kita. Jadi, saat kamu merasakan kepahitan dan kegagalan dalam hidup, hanya ada satu hal yang bisa kamu lakukan. Lapangkanlah dadamu menerima semuanya. Luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan itu."

Pak tua itu lalu kembali memberikan nasehat. "Hatimu, adalah wadah itu. Perasaan adalah tempat itu. Kalbumu, adalah tempat kamu menampung segalanya. Jadi, jangan jadikan hatimu itu, seperti gelas, buatlah laksana telaga yang mampu meredam setiap kepahitan itu dan merubahnya menjadi kesegaran dan kebahagiaan."

Keduanya lalu beranjak pulang. Mereka sama-sama belajar hari itu. Dan Pak tua, si orang bijak itu, kembali menyimpan "segenggam garam", untuk anak muda yang lain, yang sering datang kepadanya membawa keresahan jiwa.

Read More

Anda wajib mensyukuri apapun yang menimpa anda. Ini bukan masalah keberuntungan. Bersyukur menuntun anda untuk senantiasa menyingkirkan sisi negatif dari hidup. Orang lain mungkin mengatakan bahwa anda tidak realistis. Namun sebenarnya sikap anda jauh lebih realistis, yaitu membebaskan diri anda dari kecemasan atas kesalahan.

Bersyukur mendorong anda untuk bergerak maju denga penuh antusias. Tak ada yang meringankan hidup anda selain sikap bersyukur. Semakin banyak anda bersyukur semakin banyak anda menerima. Semakin banyak anda mengingkari, semakin berat beban yang anda jejalkan pada diri anda.

Kebanyakan orang lebih terpaku pada kegagalan lalu mengingkarinya. Sedikit sekali melihat pada keberhasilan lalu mensyukurinya. Karena anda takkan pernah berhasil dengan menggerutu dan berkeluh kesah.

Anda berhasil karena berusaha. Sedangkan usaha anda lakukan karena anda melihat sisi positif. Hanya dengan bersyukurlah sisi positif itu tampak dipandangan anda.

Read More

Bila anda memandang diri anda kecil, dunia akan tampak sempit, dan tindakan andapun jadi kerdil.

Namun, bila anda memandang diri anda besar, dunia terlihat luas, andapun melakukan hal-hal penting dan berharga.

Tindakan anda adalah cermin, bagaimana anda melihat dunia. Sementara pikiran anda tak lebih luas dari pikiran anda tentang diri anda sendiri.

Itulah mengapa kita di ajarkan untuk berprasangka positif pada diri sendiri, agar kita bisa melihat dunia lebih indah, dan bertindak selaras dengan kebaikan-kebaikan yang ada dalam pikiran kita.

Padahal dunia tak butuh penilaian apa-apa dari kita. Ia hanya memantulkan apa yang ingin kita lihat. Ia menggemakan apa yang ingin kita dengar. Bila kita takut mengahdapi dunia, sesungguhnya kita takut menghadapi diri kita sendiri.

Maka, bukan soal apakah kita berprasangka positif atau negatif terhadap diri sendiri. Melampaui di atas itu, kita perlu jujur melihat diri sendiri apa adanya. Dan, duniapun menampakkan realitanya yang selama ini tersembunyi di balik penilaian-penilaian kita.

Read More

Seorang wanita tua, bertubuh gemuk, dengan senyum jenaka, di sela-sela pipinya yang bulat, duduk mengelar nasi bungkus dagangannya. Segera saja beberapa pekerja banguna dan kuli angkut yang sudah menunggu sejak tadi mengerubungi dan membuatnya sibu meladeni. Bagi mereka menu dan rasa bukan soal, yang terpenting adalah harganya yang luar biasa murah.

Hampir-hampir mustahil ada yang bisa berdagang dengan harga sedemikian rendah. Lalu apa untungnya?. Wanita itu terkekeh menjawab. "Bisa numpang makan dan beli sabun." Tapi bukankah ia bisa menaikkan harga sedikit?. Sekali lagi ia terkekeh. "Lalu bagaimana kuli-kuli itu bisa beli?" Siapa yang mau menyediakan sarapan buat mereka?" katanya sambil menunjukkan para lelaki yang kini berlompatan ke atas truk pengantar mereka ketempat kerja.

Ah! betapa cantiknya bila, sebongkah misi hidup dipadukan dalam sebuah kerja. orang-orang yang memahami benar kehadiran karyanya, sebagaimana wanita tua di atas, yang bekerja demi setitik kesejahteraan hidup manusia, adalah tiang penyangga yang menahan langit agar tak runtuh. Merekalah beludru halus yang membuat jalan hidup yang tampak keras berbatu ini menjadi lembut bahkan mengobati luka. Bukankah demikian tugas kita dalam kerja menghadirkan secercah kesejahteraan bagi semua.

Read More

Suatu ketika, ada seorang bayi yang siap untuk dilahirkan. Maka, ia bertanya kepada Tuhan. "Ya Tuhan, Engkau akan mengirimku kebumi. Tapi, aku takut, aku masih sangat kecil dan tak berdaya. Siapakah nanti yang akan melindungiku disana?".

Tuhanpun menjawab. "Diantara semua malaikat-Ku, Aku akan memilih seorang yagn khusus untukmu. Dia akan merawatmu dan akan mengasihimu." Si kecil bertanya lagi, "Tapi, disini, disurga ini, aku tak berbuat apa-apa, tersenyum dan bernyanyi. Semua itu cukup membuatku bahagia.

Tuhanpun menjawab, "Tak apa, malaikatmu itu, akan selalu menyenandungkan lagu untukmu, dan dia akan membuatmu tersenyum setiap hari. Kamu akan merasakan cinta dan kasih sayang, dan itu semua pasti akan membuatmu bahagia." Namun si kecil bertanya lagi, "Bagaimana aku bisa mengerti ucapan mereka, jika aku tak tahu bahasa yang mereka pakai?.

Tuhanpun menjawab, "Malaikatmu itu akan membisikkan kata-kata yang paling indah, dia akan selalu bersabar ada disampingmu, dan denga kasihnya, dia akan mengajarkanmu berbicara dengan bahasa manusia." Si kecil bertanya lagi, "Lalu bagaimana jika aku ingin berbicara padamu, Ya Tuhan?".

Tuhanpun kembali menjawab, "Malaikatmu itu akan membimbingmu. Dia akan menengadahkan tangannya bersamamu, dan mengajarkanmu untuk berdoa." Lagi-lagi si kecil menyelidik, "Namun aku mendengar, disana, ada banyak sekali orang jahat, siapakah nanti yang akan melindungiku?.

Tuhanpun menjawab, "Tenang, malaikatmu, akan ters melindungimu, walu nyawa yang menjadi taruhannya. Dia, sering akan melupakan kepentingannya sendiri untuk keselamatanmu. "Namun si kecil malah sedih. "Ya, Tuhan, tentu aku akan sedih jika tak melihat-Mu lagi.

Tuhan menjawab lagi, "Malaikatmu, akan selalu mengajarkanmu keagungan-Ku, dan dia akan mendidikmu, bagaimana agar selalu patuh dan taat kepada-Ku. Walau begitu Aku aka selalu ada disisimu."

Hening. Kedamaianpun tetap menerpa surga. Namun suara-suara panggilan dari bumi terdengar sayup-sayup. "Ya Tuhan, aku akan pergi sekarang, tolong sebutkan nama malaikat yang akan melindungiku..."

Tuhanpun kembali menjawab. "Nama malaikatmu itu tak begitu penting. Kamu akan memanggilnya denga sebutan: ibu..."

Read More

Pepatah ini sederhana saja, "sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit." Kita biasa memaknainya, bahwa bila kita mengumpulkan sesen demi sesen. Pada saatnya kita akan dapatkan sepundi. Namun sesungguhnya pepatah ini tak sekedar berbicara tentang hidup hemat atau ketekunan menabung.

Pepatah ini menyiratkan tentang sesuatu yang lebih berharga dari sekedar sekantung keping uang, yaitu: bila kita mampu mengumpulkan kebaikan dalam setiap tindakan-tindakan kecil kita, maka kita akan dapati kebesaran dalam jiwa.

Bagaimanakah tindakan-tindakan kecil itu mencerminkan kebesaran jiwa sang pemiliknya?, yaitu, bila disetai denga secercah kasih sayang di dalamnya. Ucapan terimakasih, sesungging senyum, sapaan ramah, atau pelukan bersahabat, adalah tindakan yang mungkin sepele saja. Namu dalam liputan kasih sayang, ia jauh lebih tinggi daripada bukit tabungan anda.

Read More

Di kumpulkan mulai tanggal 09 April 2011 hari sabtu dengan tulisan awal bertanggal 09 April 2011 hari sabtu.

Dirangkum satu demi satu dengan urutan yang tidak pasti,walaupun demikian ini demi memberikan motivasi dan inspirasi kepada saya sendiri atau pengunjung setia blog ini.

Semua tulisan yang termuat telah memberikan motivasi kepada diri saya, sehingga saya ingin berbagi dengan anda semua untuk tetap termotivasi.

Bagi rekan yang membaca blog ini mudah-mudahan semakin bersemangat menjalani hidup ini, dan pengaruh positifnya dapat menciptakan kedamaian pada negeri ini.

Dan kenapa saya namakan blog ini motivasi24?. 24 adalah waktu yang diberikan tuhan kepada kita, mari kita manfaatkan waktu sebaik-baiknya dengan terus besemangat, dengan motivasi yang tinggi. Salam sukses dari saya.



Semua ditata ulang oleh motivasi24 untuk pribadi dan berbagi.



(motivasi24.blogspot.com)

Read More